Hitam Putih News-Palu, Masyarakat Kelurahan Buluri, dan Watusampu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, tak henti-hentinya mengeluhkan keresahan mereka terkait buruknya dampak yang dihasilkan oleh aktivitas pertambangan di Buluri dan Watusampu. (19/1/2024)
Bagaimana tidak, debu hasil dari kegiatan pertambangan tersebut menyelimuti jalan poros Palu-Donggala, sehingga menyebabkan beberapa warga mengalami gangguan pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Menurut data Puskesmas Anuntodea Tipo yang dikutip dari laman Betahita.id, pada tahun 2023 kemarin sebanyak 2.422 warga Kelurahan Tipo (915 orang), Buluri (813 orang), dan Watusampu (694 orang) menderita ISPA.
Tidak hanya itu, mata air Uwentumbu yang menjadi sumber air utama untuk kelangsungan hidup mereka juga menjadi tercemar karena kegiatan pertambangan tersebut. Akibatnya, beberapa kebutuhan dan kegiatan rumah tangga menjadi terhambat. Hal ini sangat dirasakan oleh para ibu rumah tangga dan perempuan, yang dalam kegiatan sehari-harinya membutuhkan air.
"Air bersih ini, (untuk) perempuan sangat-sangat dibutuhkan. Pagi dia mandikan anak, butuh air. Siang dia mau masak, butuh air. Malam dia mau cuci baju, butuh air. Dalam 24 jam aktivitas perempuan, dia selalu butuh air," ungkap salah satu aktivis dari komunitas Celebes Bergerak, Risdayanti, pada acara Pdcast yang disiarkan secara langsung di YouTube Tribun Palu Official pada 14 Januari kemarin.
"Tidak hanya pada ranah domestik, coba kita membayangkan bagaimana ketika perempuan mendapati masa menstruasi, itukan air bersih sangat-sangat penting untuk didapatkan. Bagaimana kalau di masa itu (masa menstruasi) air bersih sulit untuk diakses?" tambahnya
Dengan tercemarnya mata air Uwentumbu, masyarakat sekitar menjadi khawatir sebab mata air tersebut merupakan sumber air utama masyarakat sekitar lingkar tambang, dan sampai saat ini perusahaan yang terlibat belum memberikan alternatif penyelesaian dari masalah yang ditimbulkan.
Kegiatan pertambangan di Buluri dan Watusampu dianggap sangat menguntungkan bagi pihak perusahaan, karena hasil tambang galian C tersebut digunakan sebagai material pembangunan Ibu Kota Nusantara. Setidaknya, ada 7 perusahaan yang aktif menggali perut bumi Buluri dan Watusampu sejak dimulainya pembangunan IKN di Kalimantan Timur.
Reporter: Hezron
Editing: Tim LPM Hitam Putih
#PersMudaMenginspirasi
No comments:
Post a Comment