'RUPA RASA RUANG' FESTIVAL ARSITEKTUR TADULAKO 2025 HIDUPKAN IDENTITAS LOKAL
Hitam Putih News-UNTAD, Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako kembali menggelar Festival Arsitektur Tadulako 2025. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dengan rangkaian acara yang menekankan nilai kearifan lokal dan budaya arsitektur tradisional Sulawesi Tengah. (22/8/2025)
Kegiatan ini diawali dengan presentasi hasil studi ekskursi dan pengabdian masyarakat, kemudian dilanjutkan dengan talkshow yang menghadirkan Pemerintah, Budayawan, Praktisi, Wakil Dekan Keuangan, dan Akademisi untuk membahas tema kearifan lokal di tengah kota. Festival ini juga menyuguhkan penampilan seni dari berbagai lembaga kesenian di Universitas Tadulako.
Hari kedua tidak kalah meriah. Kegiatan diisi dengan live mural, live music, hingga puncaknya pada acara closing ceremony.
Ketua Panitia Festival, Azfani Dzar Aufaa, dalam wawancara, menjelaskan bahwa konsep kegiatan kali ini lokalitas arsitektur tradisional yang terbentuk karena keresahan dari teman-teman Himpunan Mahasiswa Arsitektur UNTAD.
“Kegiatan ini terbentuk karena keresahan dari teman-teman Himpunan Mahasiswa Arsitektur Tadulako. Nilai-nilai lokal di Kota Palu itu banyak anak sekarang sudah lupa, makanya dibuat kegiatan dengan konsep lokalitas,” jelasnya.
Festival tahun ini mengusung tema besar 'Rupa Rasa Ruang'. Menurut Ketua Panitia, tema ini bermakna bahwa arsitektur tradisional tidak sekadar berbicara bentuk fisik, melainkan juga rasa.
“Rasa ini seperti nilai-nilai lokal, budaya, dan filosofi. Itu hidup yang menyatu dalam setiap ruang yang diciptakan,” ujarnya.
Pada puncak acara, Closing Ceremony mengangkat tema 'Pada Mu Pulang' yang mengajak peserta kembali menemukan akar identitas budaya lokal.
“Festival kali ini mengajak kita kembali ke akar, menemukan kembali identitas kita di Kota Palu, seperti tradisi dan nilai leluhur yang menjadi pondasi dalam berkarir dan melangkah ke depan,” lanjutnya.
Festival ini juga digelar bertepatan dengan ulang tahun Jurusan Arsitektur yang ke-41. Selain itu, kegiatan ini bertujuan memberikan solusi atas permasalahan pengetahuan arsitektur tradisional, menerapkan tridharma perguruan tinggi, memperkuat pemahaman budaya dan jati diri arsitektur Sulawesi Tengah, menjalin silaturahmi antar mahasiswa, alumni, masyarakat, dan instansi terkait, hingga menjadi wadah pengembangan kreativitas mahasiswa.
Azfa juga menyampaikan harapannya agar festival ini memberi dampak luas, baik bagi jurusan maupun masyarakat.
“Harapan saya, jurusan arsitektur bisa lebih maju lagi dan berkembang. Masyarakat yang datang ke festival kali ini juga dapat solusi dan pemahaman terkait permasalahan pengetahuan arsitektur tradisional. Karena banyak anak sekarang yang lebih bodo amat terhadap lokalitas tradisional dan lebih condong ke modern,” harapnya.
Reporter: Fatir, Riska, Tika
Editing: Tim LPM Hitam Putih
#PersMudaMenginspirasi

No comments:
Post a Comment